Menerima Menantu.(Manjalo Parumaen).
Kami meninggalkan Komplex Mulia Raja,suatu Komplex Pertemuan yang banyak dipergunakan Orang Batak akhir-akhir ini,karena memiliki dua gedung,masing-masing Gedung Mulia,untuk jumlah tamu yang agak banyak,sedangka gedung Raja,dikhususkan untuk tamu yang jumlahnya cukupan.Lae TM Siregar memilih gedung Mulia.
Dengan menempuh perjalanan kira-kira satu jam,kami telah sampai di rumah kami,komplex PLN Gandul Cinere. Kedua ipar saya,Nainggolan dan Sagala,memandu acara memasuki rumah, kepada kedua penganten diberi petunjuk agar bersama-sama melangkah masuk rumah dengan kaki kanan.Ini tidak ada hubungannya dengan kepercayaan yang kami anut,selaku pengikut Kristus,tetapi hanya mengikuti kebiasaan atau budaya Batak.Saya berprinsip selama budaya itu tidak bertentangan denga agama,jalankan saja,tidak ada masalah.
Setelah mereka berdua masuk rumah,dengan didahului oleh Ompu Luhut memberikan beras sipir ni Tondi kepada kedua penganten,lalu dilanjutkan oleh isteri saya,baru saya memberikan beras sipir ni Tondi sebagai penutup.
Setelah mereka duduk dengan tenang,kedua ipar saya ini melanjutkan acara lagi,dengan mempersiapkan acara penyampaian TUDU-TUDU Sipanganon,Lomok-Lomok dengan ukuran yang kecil,kami Orang Tuannya menyampaikan kepada kedua penganten. Lalu kami semuanya sepakat,agar isteri saya yang membawakan dalam DOA,artinya Esther secara adat telah menjadi bahagian dari keluarga kami.Isteri saya memohon kepada Tuhan Yesus,bimbinglah keluarga baru ini dalam menjalani kehidupan ini. Sesuai adat Batak,Luhut adalah Penerus Generasi,artinya Ompu Luhut Doli telah resmi ada penggantinya,karena seseorang itu baru dianggap terwakili kalau sudah punya cucu laki-laki yang berumah tangga. Saya pribadi sangat menyadari kelemahan anak saya Luhut dan parumaen Esther,mereka adalah type pemuda zaman sekarang,yang kurang peduli kepada budaya,namun saya yakin Tuhan akan membimbing mereka. Saya terharu terhadap penjelasan isteri saya tentang SALIB,setelah dia resmi menjadi Penatua HKBP Kebayoran Selatan. Dijelaskan bahwa Salib itu,terdiri dari dua,yang pertama dari Bawah menuju Atas,artinya kita sebagai manusia biasa bertanggung jawab atas segala tingkah laku kita kepada yang di Atas,yaitu Sang Pencipta. Kedua horizontal,artinya sesama umat manusia,mempunyai tanggung jawab sosial,harus saling menghargai,saling mengasihi,dan disinilah berperan adat istiadat atau budaya.
Selesai berdoa,kamipun makan bersama.Kira-kira pukul 10.00 wib,selesai acara Manjalo Parumaen,kedua penganten berangkat ke Hotel Mahakam,didaerah Blok M,mereka menginap disana sambil istirahat karena besoknya masih mengikuti acara resepsi. Kami sekeluarga masih bertukar pikiran tentang berbagai hal,dan ada juga pembagian ulos,kepada mereka yang belum menerima,atau juga tambahan. Dalam tukar pikiran itu,semua hal yang dianggap kurang lancar,dijadikan pengalaman dimasa mendatang. Setelah itu kamipun istirahatlah,dan sambil mempersiapkan diri untuk acara besoknya,acara RESEPSI. Penulis;Ir.Berlin Simarmata MM.