Sunday, August 31, 2008

Menerima Menantu.(Manjalo Parumaen).

Kami meninggalkan Komplex Mulia Raja,suatu Komplex Pertemuan yang banyak dipergunakan Orang Batak akhir-akhir ini,karena memiliki dua gedung,masing-masing Gedung Mulia,untuk jumlah tamu yang agak banyak,sedangka gedung Raja,dikhususkan untuk tamu yang jumlahnya cukupan.Lae TM Siregar memilih gedung Mulia.
Dengan menempuh perjalanan kira-kira satu jam,kami telah sampai di rumah kami,komplex PLN Gandul Cinere. Kedua ipar saya,Nainggolan dan Sagala,memandu acara memasuki rumah, kepada kedua penganten diberi petunjuk agar bersama-sama melangkah masuk rumah dengan kaki kanan.Ini tidak ada hubungannya dengan kepercayaan yang kami anut,selaku pengikut Kristus,tetapi hanya mengikuti kebiasaan atau budaya Batak.Saya berprinsip selama budaya itu tidak bertentangan denga agama,jalankan saja,tidak ada masalah.
Setelah mereka berdua masuk rumah,dengan didahului oleh Ompu Luhut memberikan beras sipir ni Tondi kepada kedua penganten,lalu dilanjutkan oleh isteri saya,baru saya memberikan beras sipir ni Tondi sebagai penutup.
Setelah mereka duduk dengan tenang,kedua ipar saya ini melanjutkan acara lagi,dengan mempersiapkan acara penyampaian TUDU-TUDU Sipanganon,Lomok-Lomok dengan ukuran yang kecil,kami Orang Tuannya menyampaikan kepada kedua penganten. Lalu kami semuanya sepakat,agar isteri saya yang membawakan dalam DOA,artinya Esther secara adat telah menjadi bahagian dari keluarga kami.Isteri saya memohon kepada Tuhan Yesus,bimbinglah keluarga baru ini dalam menjalani kehidupan ini. Sesuai adat Batak,Luhut adalah Penerus Generasi,artinya Ompu Luhut Doli telah resmi ada penggantinya,karena seseorang itu baru dianggap terwakili kalau sudah punya cucu laki-laki yang berumah tangga. Saya pribadi sangat menyadari kelemahan anak saya Luhut dan parumaen Esther,mereka adalah type pemuda zaman sekarang,yang kurang peduli kepada budaya,namun saya yakin Tuhan akan membimbing mereka. Saya terharu terhadap penjelasan isteri saya tentang SALIB,setelah dia resmi menjadi Penatua HKBP Kebayoran Selatan. Dijelaskan bahwa Salib itu,terdiri dari dua,yang pertama dari Bawah menuju Atas,artinya kita sebagai manusia biasa bertanggung jawab atas segala tingkah laku kita kepada yang di Atas,yaitu Sang Pencipta. Kedua horizontal,artinya sesama umat manusia,mempunyai tanggung jawab sosial,harus saling menghargai,saling mengasihi,dan disinilah berperan adat istiadat atau budaya.
Selesai berdoa,kamipun makan bersama.Kira-kira pukul 10.00 wib,selesai acara Manjalo Parumaen,kedua penganten berangkat ke Hotel Mahakam,didaerah Blok M,mereka menginap disana sambil istirahat karena besoknya masih mengikuti acara resepsi. Kami sekeluarga masih bertukar pikiran tentang berbagai hal,dan ada juga pembagian ulos,kepada mereka yang belum menerima,atau juga tambahan. Dalam tukar pikiran itu,semua hal yang dianggap kurang lancar,dijadikan pengalaman dimasa mendatang. Setelah itu kamipun istirahatlah,dan sambil mempersiapkan diri untuk acara besoknya,acara RESEPSI. Penulis;Ir.Berlin Simarmata MM.

Thursday, August 28, 2008

Peneguhan & Pemberkatan Nikah di GKI Pondok Indah.

Tepat pukul 8.30 pagi,kami keluarga Simarmata dan keluarga Siregar,bersama kedua mempelai berangkat dari rumah Lae Siregar,setelah acara marsibuha-buhai selesai menuju GKI Pondok Indah. Hampir pukul 9.00 WIB,kami sampai di GKI Pondok Indah,dan istirahat kira-kira lima menit,acra peneguhan dan pemberkatan nikahpun segera dimulai.
Prosesi Masuk.Lonceng dibunyikan tanda ibadah dimulai.Penatua mengucapkan selamat datang kepada jemaat dan mempersilahkan jemaat berdiri.
Majelis,Pendeta dan Orang Tua kedua mempelai memasuki ruang ibadah.Mempelai pria & wanita memasuki ruang gereja diiringi lagu : "Wonderful Day",oleh Three Colors.
Dilanjutkan dengan Penyalaan lilin oleh kedua mempelai.
Lalu ada Panggilan Sang Pemberi Berkat.
Kemudian Introitus.
Pujian bersama: Setia-Mu Tuhanku.(Great is Thy Faithfulness).
Pujian bersama: Tuhanlah Gembalaku.(Mazmur 23:1-6).
Persembahan Pujian oleh Paduan Suara Saroha,Biarkan Tuhan Pimpin Hidup Mu.
Sabda Sang Pemberi Berkat.Pembacaan Alkitab,Khotbah dan Saat Teduh.Dalam Khotbahnya Pendeta menguraikan cinta kasih antara Luhut dan Esther yang telah berlangsung sekitar 7 s/d 8 tahun,semoga hal ini menjadi bekal untuk kehidupan selanjutnya.
Kemudian Pujian oleh Paduan Suara HKBP Kebayoran Selatan,Sektor 5,Bila Engkau Tuhan.
Peneguhan dan Pemberkatan Nikah.Makna Pernikahan Kristiani.Tujuan Pernikahan Kristiani. Nasihat dan Janji Tuhan/Doa bagi Mempelai.Peneguhan.Pemberkatan Nikah.Nyanyian Sambutan.Tindakan-tindakan Simbolis.
Penghormatan kepada orangtua diiringi pujian oleh Paduan Suara Serafin,Doa Seorang Anak.Ditutup dengan Nasihat-nasihat oleh Pendeta.
Mengucap syukur atas berkat Tuhan.Persembahan diedarkan,sambil diiringi pujian Father We Commit to You Our Heart.
Doa Syukur.
Pujian Syukur,oleh duet Ibu Hutagalung br Siregar & Bpk Tunggul Siregar,In Moments Like These.
Utus Kami Sesuai RencanaMu,menyanyi bersama "Semua Baik".
Doa Penutup.
Kata Sambutan dari kedua belah pihak keluarga:Kol G.M.Simarmata mewakili keluarga Simarmata dan St.Partogi Siregar SE,mewakili keluarga Siregar,menyampaikan terima ksih kepada semua pihak.
Berfoto bersama antara kedua mempelai dengan Pendeta,Majelis dan kedua Orang Tua mempelai serta keluarga.Lalu para undangan memberi ucapan selamat kepada kedua mempelai dan ke dua Orang Tuanya. Para Undangan yang tergolong tokoh masyarakat atau birokrat adalah Drs Jacob Tobing,Duta Besar RI di Korea Selatan,mantan aktivis mahasiswa Bandung.Pada saat saya masuk ke ITB,beliau ini menjadi Bendahara Umum Dewan Mahasiswa ITB,kemudian hari lebih terkenal sebagai tokoh Golkar dan selanjutnya PDIP. Kemudian Drs Jannes Hutagalung,pada saat acara ini bertindak sebagai pembawa acara,karena beliau adalah Penatua GKI Pondok Indah. Jabatan beliau yang terakhir adalah Staf Ahli Menteri Koordinator Perekonomian,dan beberapa kali bertugas di AS,Bank Dunia dan IMF. Saya mengenal beliau ini,pada saat saya menjadi Wakil Ketua GMKI Cabang Bandung,dan beliau menjadi Wakil Sekjend GMKI. Selanjutnya pukul 11.00,kami siap-siap menuju Gedung Mulia,di komplex Pertemuan Mulia dan Raja,Jln Cipinang Besar,Jakarta Timur.Penulis Orang Tua Luhut,Ir.Berlin Simarmata MM.

Sunday, August 03, 2008

Acara Marria Raja,persiapan menuju Pesta Unjuk.

Dalam adat Batak menuju pesta perkawinan/pesta Unjuk,kita mengenal tahapan-tahapan. Pertama Acara Marhori-hori Dinding,dimana keluarga laki-laki datang menemui keluarga perempuan,namun dalam jumlah terbatas,dan pembicaraan kategori rahasia. Kedua adalah Acara Marhusip,dimana keluarga laki-laki datang menemui keluarga perempuan,dalam jumlah yang agak banyak dan pembicaraan adalah meningkatkan kesepakatan pada acara yang pertama.Setelah itu dibuatlah kesepakatan bersama kedua belah pihak,soal rencana pemberkatan nikah dimana,pesta adatnya dimana,dan kalau ada acara resepsinya dimana. Kalau orang itu anggota Gereja HKBP,maka ada acara Martumpol,yang biasa juga disebut acara Tukar Cincin. Ketiga adalah acara Martonggo Raja,dipihak perempuan,sedangkan dipihak laki-laki disebut Marria Raja. Acara ini adalah semacam persiapan terakhir untuk menghadapi pesta Unjuk atau Perkawinan.Pada saat Marria Raja atau Martonggo Raja,hadir semua pengurus punguan marga termasuk Raja Parhata.Hadir juga semua yang dikategorikan suhut,mereka yang satu ayah dan ibu,mereka yang ayahnya abang adik,dan mereka yang kakeknya abang adik.Biasanya hadir juga teman sekampung atau dongan sahuta.
Untuk acara pesta pernikahan Barita Martin Parluhutan Simarmata pada tanggal 23/08/2008,kami telah mengadakan acara Marria Raja pada tanggal 3 Agustus 2008.Pertemuan kami lakukan dirumah kami Jalan Ehave I No.A-2,Komplex PLN Gandul-Cinere,Depok.Semoga apa kami yang bicarakan pada acara tersebut,berguna untuk kelangsungan acara Pesta Unjuk pada tanggal 23/08/2008.Namun dibalik itu semua,kami hanya menggantungkan diri kepada Allah Bapa melalui Yesus Kristus,Tuhan kita. Orang tua Barita Martin Parluhutan Simarmata,Ir Berlin Simarmata MM.