Monday, February 26, 2007

Kunjungan kerja ke Perancis.

Pada tahun 1990 saya mendapat kesempatan lagi berkunjung ke luar negeri,tepatnya negara Perancis. Saat itu saya sudah menjabat sebagai Kepala Dinas Pembinaan Pembangkit Hidro di PLN Pusat.Karena ini adalah kunjungan ketiga keluar negeri,maka masalah teknis perjalanan tidak mengalami kesulitan lagi,dan sudah tinggal di Jakarta.Saya berangkat ke Paris adalah juga dalam rangka seminar mengenai pembangkitan,khususnya pembangkitan hidro.Perusahaan yang mengundang kami adalah perusahaan EDF,adalah semacam PLN nya Perancis.Saya berada di Paris hampir sebulan,sama dengan acara-acara terdahulu kami mendapatkan kursus di kelas,dan lalu mengunjungi pabrik peralatan PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air),dan juga mengunjungi PLTA yang berada jauh di luar kota.Kunjungan ke luar kota,kami lakukan dengan naik bus parawisata,sambil mengunjungi beberapa pabrik dan beberapa PLTA.Kami menginap satu malam diluar kota,dan kembali ke Paris dengan naik pesawat pada sore hari berikutnya.Untuk kedua kalinya juga saya mengunjungi menara eifel,di pusat kota Paris.Selesai semua acara Seminar,saya kembali ke tanah air,namun saya beruntung,karena mendapat undangan dari perusahaan Zulzer,perusahaan peralatan pembangkit listrik tenaga air di Swiss.Akhirnya dari Paris saya mampir dulu ke Zurich,dan disana sudah ada bantuan akomodasi yang diberikan oleh sipengundang tadi.Setelah di Zurich,Swiss, selama dua hari berkunjung kekantor mereka,akhirnya saya meneruskan perjalanan ke Singapura,dan saya menginap satu malam di Singapura.Besoknya saya langsung menuju Jakarta,dan seperti biasa segera membuat laporan kepada Direksi PLN.Pensiunan PLN,Ir Berlin Simarmata MM.

Sunday, February 25, 2007

Kunjungan kerja ke Swedia.

Pada tahun 1984 saya mendapat kesempatan lagi untuk berkunjung ke luar negeri,dalam hal ini negara Swedia.Karena saya telah mempunyai pengalaman pertama berkunjung ke luar negeri,yaitu negara Swiss,maka dalam kunjungan kedua ini saya sudah lebih mantap.Pada tahun 1984 saya sedang menjabat Kepala PLN Sektor Kalikonto di Surabaya,sebagai unit dari PLN Wilayah Jawa Timur.Hampir sama dengan kunjungan pertama,kepergian saya ke Swedia adalah dalam rangka mengikuti kursus " Relay dan Proteksi" selama satu bulan juga.Kursus ini diadakan oleh perusahaan alat-alat pengaman listrik,khususnya relay.Perusahaan ini lebih populer dengan sebutan ASEA Company.Kemudian hari diluar dugaan saya,perusahaan ASEA ini merger dengan BBC,dan dikenal sebagai perusahaan ABB,singkatan dari Asea Brown Bovery Company.Saya mengikuti kursus di kota Ludvika,sama dengan kota Baden di Swiss,kota ini adalah kota industri,dan hampir seluruh penduduk kota Ludvika adalah pegawai ASEA Company.Dari materi kursus dan kunjungan ke pabrik,tidak banyak berbeda,hanya ada perbedaan type dan model dari relay yg dihasilkan.Kota Ludvika kemudian saya abadikan menjadi salah satu nama dari putri saya.Karena secara kebetulan,pada saat keberangkatan saya dari Surabaya menuju Jakarta,istri saya sudah merasakan ada tanda-tanda akan melahirkan.Saya masih di Jakarta sudah mendapat khabar,istri saya telah melahirkan putri kami satu-satunya,dan sebagai kenangan karena tidak dapat menungguinya,saya tambahkan nama kota tersebut,jadilah nama lengkapnya Maria Oktofani Ludvika Simarmata.
Berbeda dengan kunjungan saya yang pertama,setelah kursus saya mendapat kesempatan emas untuk mengunjungi beberapa negara Eropa,seperti Belanda,Jerman,Perancis dan Belgia,karena saya berangkat bersama Ir Ria Simatupang,Pemimpin PLN Proyek Induk Jawa Timur.Beliau menyelesaikan S1 nya di Jerman,sehingga tidak mengalami kesulitan soal perjalanan di Eropa. Sama dengan kunjungan pertama,setelah kembali ke tanah air,sayapun membuat laporan.Pensiunan PLN Ir.Berlin Simarmata MM.

Friday, February 23, 2007

Kunjungan kerja ke Swiss.

Pada tahun 1978 saya masih bertugas sebagai Kepala Transmissi dan Gardu Induk Surabaya Selatan di PLN Wilayah Jawa Timur.Untuk pertama kalinya saya mendapat kesempatan untuk bepergian ke luar negeri,tepatnya ke negara Swiss.Tujuan pergi ke Swiss adalah dalam rangka mengikuti "Kursus Relay dan Proteksi" di kota Baden. Kota ini adalah kota industri yang hampir seluruh penduduknya menjadi pegawai perusahaan atau pabrik peralatan listrik,terutama alat pengaman,khususnya relay.Perusahaan itu lebih populer dengan sebutan BBC,Brown Bovery Company.Saya disana mengikuti kursus hampir satu bulan lamanya.Sebagai kunjungan pertama ke luar negeri tentu saja hal ini sangat berkesan dalam hati,karena banyak hal yang harus dipelajari.Namun pendapat yg menyatakan " Malu bertanya sesat di jalan" tetap berlaku.Jadi kesulitan yg saya temui dapat diatasi berkat sifat yg tidak malu bertanya.Saya mengalaminya mulai dari pengurusan pasport dan visa.Pasport diurus di Surabaya,dan visa saya urus di Jakarta.Swiss adalah satu negara yang specifik,penduduknya merupakan campuran dari berbagai bangsa di Eropa,ada yang berlatar belakang Jerman,Perancis,Belanda dan lain sebagainya,sehingga bahasanyapun tidak ada yang dominan.
Kursus semacam ini hampir diadakan setiap tahun oleh BBC,dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara,dimana BBC mempunyai cabang atau perwakilan.Pesertanya tidak saja berlatar belakang S1 dan S2,tetapi juga S3 dalam bidang listrik.Setelah kami selesai mengikuti kursus di kelas,kami juga diberi kesempatan mengunjungi beberapa pabrik,dimana setiap komponen di kerjakan.Setelah pulang ke tanah air,adalah menjadi kewajiban untuk membuat laporan perjalanan dan kesan-kesan selama mengikuti kursus dan hal-hal apa yang bisa diterapkan di PLN.Pensiunan PLN,Ir Berlin Simarmata MM.

Monday, February 12, 2007

Pdt Willem Tumpal Pandapotan Simarmata yang saya kenal.

Sehari-harinya dia lebih dikenal sebagai Sekretaris Jenderal HKBP,untuk masa jabatan dua periode selama sepuluh tahun.Dia dilahirkan tanggal 4 Juli 1954,pada saat itu mungkin saya sudah duduk dikelas satu SD Negeri Simarmata,dan sebentar akan naik kelas menjadi kelas dua.Nama Willem cepat populer dikalangan murid-murid,karena bapaknya,yang saya panggil sebagai Uda, adalah Kepala Sekolah kami.Sebagaimana lazimnya orang Batak,bapaknya si Willem akan dipanggil Apa Willem,tentu saja diluar kedinasan.Dalam dinas beliau akan disebut sebagai bapak Kepala Sekolah.Saya mungkin sudah kelas satu SMP di Pangururan,Willem baru kelas satu SD di kampung kami desa Simarmata.Sementara dia menjadi murid SMP Negeri 2 Pangururan,saya sudah menjadi mahasiswa ITB,jurusan Elektroteknik.Rumah kakeknya Willem di Lumbandorpi, sangat dekat dengan rumah kami di dusun Galungan,hanya dibatasi kira-kira tiga rumah.Kami sama-sama pinompar ni Dosiraja Simarmata,anak kedua dari Ompu si Mataraja Simarmata,dia dari Ompu Tuan Ijuk,anak Dosiraja yg pertama, sementara saya dari Ompu Tuan Bodil,anaknya yg ketiga.
Lama kami berpisah,setelah saya lulus dari ITB saya bekerja di PLN,mulai dari Surabaya, Madiun,Surabaya lagi,lalu ke Medan dan terakhir di Jakarta.Sementara Willem,yg sehari-harinya saya panggil adik,dari SMP Pangururan menjadi SMA Kampus di Pematang Siantar,kemudian menjadi mahasiswa STT HKBP di Siantar juga,lalu menjadi Pendeta.Pada saat saya bertugas di Medan selaku Deputy Pemimpin PLN Wilayah Sumatera Utara,Willem sudah menjadi Sekretaris Khusus Sekjend HKBP,yg saat itu Sekjend dijabat oleh Pdt Sihombing. Kami bertemu di Tarutung pada saat perayaan Jubileum 100 tahun HKBP,dimana Presiden Suharto hadir,dan saya hadir mewakili Pemimpin PLN Sumatera Utara,sekali gus bertugas menjaga terjaminnya supply listrik di acara itu.
Setelah itu kami lama berpisah lagi,tetapi saya tetap mengikuti perjalanan pengabdiannya di HKBP,termasuk pada saat adanya gejolak di HKBP.Disuatu hari Minggu pada saat mengikuti kebaktian di Gereja HKBP Kebayoran Selatan,diumumkanlah bahwa sinode godang,telah mengangkat Pdt Willem menjadi Sekjend HKBP,bersama Pdt Hutauruk selaku Ephorus HKBP.Setelah itu kami sering berkomunikasi pertelephone dan SMS,tentang berbagai hal,dan pada saat penerbitan buku syukuran 50 tahun pdt Willem,sayapun mendapatkan satu buku sebagai kenang-kenangan.Kiranya Tuhan masih mempergunakan tenaga dan pikiranmu untuk HKBP yang kita cintai bersama.Abang, Ir Berlin Simarmata MM.